wartaSaj||Ada ungkapan “tak kenal maka tak sayang”. Ungkapan ini menjadi nyata dalam diri Yang Mulia, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, Uskup Keuskupan Agung Ende. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Yang mulia, dan tidak dimiliki kebanyakan orang adalah mengingat nama setiap orang yang pernah dididik, dan pernah dijumpainya. Ketika bertemu dengan beberapa anggota SVD di komunitas Biara Bruder Gregorius Kupang, ia menyapa dengan nama masing-masing. Tampil dengan kemeja sederhana dengan sebuah “be” (tas anyaman yang lazim digunakan oleh orang-orang Nagekeo) melintang di bahunya, celana kain dan sandal carvil, ia mengunjungi SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang pada Senin, 20 Januari 2025. Demikian kesederhanaannya. Tidak ada kabar sebelumnya. Begitulah kebiasaannya, mengunjungi biara atau komunitas sewaktu dalam perjalanan. Ia hadir untuk melihat dan mendengar dari dekat dalam waktu yang singkat di komunitas atau biara yang dikunjunginya.
Kunjungan Yang Mulia di SMA Santo Arnoldus Janssen memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, SMA Santo Arnoldus Janssen adalah salah satu sekolah yang pada masa kepemimpinnya sebagai superior SVD sejagat mendapatkan persetujuan dan dukungan. Kedua, Bapak Uskup mau melihat dari dekat para pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Bapa Uskup diminta untuk mengunjungi salah satu kelas. Dan kelas XII Bahasa mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbicara dengan Bapak Uskup dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Beberapa pertanyaan bahasa Jerman dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik kelas XII Bahasa. Ini satu kebanggaan tersendiri. Ketiga, Bapak Uskup mengunjungi anggota SVD di Biara Bruder Gregorius. Biara ini sangat dekat dengan sekolah. Ada beberapa anggota SVD yang mendiami biara ini. Anggota biara ini bervariasi: yang purna bakti, kuliah dan kerja. Selain bertemu dengan beberapa SVD, Uskup juga menjumpai dua suster dari Kongregasi Putri Maranatha. Kongregasi ini didirikan oleh Mgr. Antonius Pain Ratu, SVD. Kedua suster sedang menangani dan mengelola asrama putri yang berjumlah 54 orang.
Kunjungan Uskup Ende singkat namun memberikan kesan yang luar biasa. Ia mengadakan kunjungan ini dalam sela-sela perjalanannya ke Surabaya untuk menghadiri tahbisan Uskup Surabaya. Ia tidak menyampaikan petuah atau nasihat. Kunjungan dan kehadirannya sendiri menunjukkan kecintaan terhadap generasi muda, kecintaan terhadap pendidikan dan penghayatannya terhadap persaudaraan. Hal ini dilakukannya sesuai dengan tulisan-tulisannya dalam buku: “Teologi Terlibat”. Salah satu Bukunya yang terkenal. Selain itu, hal ini dijalankannya sesuai dengan motto tahbisannya “Peliharalah Kasih Persaudaraan”.