WartaSAJ-Literasi, sebuah kata yang jarang terdengar di era gempuran teknologi bagi kehidupan generasi muda saat ini. Suatu era di mana generasi muda lebih asyik dan nyaman dengan gadgetnya masing-masing dibandingkan dengan sebuah buku.
Di zaman ini kita sudah jarang melihat seorang anak muda memegang sebuah buku bacaan di tangannya. Kita lebih sering melihat mereka dengan gadget di tangan dibandingkan sebuah buku.
Yang menjadi sebuah pertanyaan sederhana di benak kita”Mau dibawa ke mana masa depan generasi muda tanpa literasi?”.
Padahal sejak awal kita ketahui bersama bahwa literasi adalah pondasi dalam memajukan peradaban bangsa.
Kita sering menganggap bahwa kemampuan literasi hanya berkaitan dengan kemampuan membaca saja, padahal sebenarnya lebih luas darinya.
Literasi bukan sekadar kaitannya dengan membaca tetapi literasi juga mencakup kemampuan seorang generasi muda dalam mengolah segala informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidupnya.
Literasi atau kemelekan adalah istilah umum yang merujuk pada serangkaian kemampuan dan keterampilan dari individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.
National Institute for Literacy, mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Definisi ini memaknai literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini, terkandung makna bahwa definisi literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu rendahnya literasi di kalangan para siswa. Pertama, kebiasaan membaca yang belum terbentuk sejak dini. Kebiasaan membaca yang tidak ditanamkan sejak dini dapat menyebabkan rendahnya minat baca seseorang.
Kedua, fasilitas pendidikan yang minim. Fasilitas pendidikan yang minim menjadi salah satu faktor rendahnya minat baca seseorang.
Misalnya, sekolah memiliki perpustakaan akan tetapi bahan dan sumber bacaan yang tersedia tidak memadai dan memikat selera baca peserta didik. Akses bacaan yang kurang.
Ketiga, harga buku dan bahan bacaan lain yang tergolong mahal sehingga sulit dijangkau oleh seseorang juga menyebabkan rendahnya minat baca.
Keempat, lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Orang tua yang tidak memiliki kebiasaan membaca cenderung membuat anak anak malas membaca.
Kelima, penggunaan gadget. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan literasi, karena gadget cenderung dimanfaatkan untuk hiburan seperti bermain game, menonton video, dan mendengarkan musik.
Hal ini dapat menyebabkan anak-anak malas membaca buku.
Literasi memang tidak dapat dipisahkan dengan Bahasa. Generasi muda yang memiliki literasi yang baik ialah generasi muda yang cukup baik dan mampu dalam berbahasa. Literasi menumbuhkembangkan kemampuan berbahasa.
Kemampuan berbahasa yang baik lahir dari kemampuan membaca yang baik. Itu berarti literasi merupakan pintu utama bagi pengembangan dan peningkatan membaca seseorang.
Saat ini, literasi memilik tujuan yang sangat penting.
Beberapa tujuan dari literasi itu sendiri, di antaranya membantu meningkatkan pengetahuan seseorang dengan cara membaca berbagai informasi yang bermanfaat, membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca, meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis, membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik dalam diri seseorang, meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis, dan membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.
Selain memiliki tujuan yang begitu besar seperti yang telah diuraikan di atas, literasi juga memiliki beberapa manfaat bagi seorang siswa, seperti menambah perbendaharaan “kosa kata”, mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk membaca dan menulis, memperoleh wawasan dan informasi baru, kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik, kemampuan memahami makna suatu informasi semakin meningkat, meningkatkan kemampuan verbal seseorang, meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang, membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna melalui tulisan.
Cara sederhana yang digunakan untuk meningkatkan literasi adalah melalui pendidikan.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kegiatan literasi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan sebuah peradaban secara langsung bergantung pada tingkat melek huruf yang dimiliki oleh masyarakat.
Dengan adanya tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam literasi sangat disayangkan jika dalam lembaga Pendidikan tidak menghidupi literasi di sela-sela kegiatan belajar-mengajar. Literasi yang dihidupi dalam lembaga-lembaga pendidikan secara konsisten merupakan jalan panjang meningkatkan kualitas peserta didik, guru dan tenaga kependidikan.