WartaSAJ || Ibu dari kebaikan Tuhan adalah udara. Udara yang segar, angin sepoi-sepoi dan kicauan burung menghantarkan peserta didik menuju Lapangan Novisiat CMF sebagai tempat berlangsungnya senam meditasi yang menjadi kegiatan awal dihari kedua yang dipandu oleh Pater Domi Kadju Dheo, SVD. Senam meditasi memberi makna yang mendalam yang memberi semangat baru, kesegaran, membangkitkan raga yang lemah, mengarahkan mereka untuk menyatuh dengan alam dan mensyukuri anugerah Tuhan, “Dengan hembusan nafas-Nya,…. jadilah aku,…. aku ada karena cinta”.
“Indah rencana-Mu Tuhan…” menjadi lagu pembuka untuk menghantarkan mereka menemukan dan menyadari “aku dan keterbatasanku”. Keterbatasan yang dimiliki setiap insan tidak menjadi penghalang untuk berbagi. Pater juga menegaskan bahwa, “Beranilah berbagi dari keterbatasan hidupmu karena Ketika kita memberi dari keterbatasan dan kekurangan kitapun akan menerima dalam kelimpahan. Berbagi itu indah”.
Ketakutan menjadi salah satu keterbatasan yang dimiliki setiap insan terlebih orang muda. Ketakutanlah yang melahirkan banyak masalah, bukan masalah yang melahirkan ketakutan. Pater juga mengajak peserta didik sebagai kaum muda, “jangan takut, karena begitu banyak orang yang mencintai kita terlebih keluarga kita”.
Renungan sore, “aku dan keluargaku” diawali dengan fragmen singkat dari peserta didik yang menggambarkan keluarga yang harmonis dan keluarga yang kurang harmonis. Kedua fragmen singkat tersebut memberi pesan bahwa keluarga yang harmonis tidak terlepas dari banyak masalah dan perbedaan-perbedaan. Semua ini kembali kepada setiap pribadi bagaimana ia mampu mengendalikan egonya dan menerima keterbatasan setiap anggota keluarganya.
Hari ini juga menjadi hari di mana kita merayakan Pesta Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah. Dalam khotbahnya, Pater mengajak peserta didik untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan menegaskan bahwa setiap pribadi adalah anugerah Tuhan dan juga mengingatkan bahwa “orang baik tidak pernah luput dari masa lalu dan tidak ada orang berdosa yang tidak memiliki masa depan”.
Meditasi rekonsiliasi menjadi kegiatan penutup dihari kedua. Meditasi menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk berdamai dengan diri sendiri dan dunia.
“Mengalahlah sampai tak seorangpun dapat mengalahkanmu, merendahlah sampai tak seorangpun dapat merendahkanmu”