Wartasaj-Minggu 26 januari 2025, pukul 16:00 Wita, beberapa anggota kelompok sastra SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang yang didampingi Pater Aris Wawo, SVD menyambangi “Sekolah Damai” yang terletak di belakang terminal Noelbaki Kabupaten Kupang. Sebuah sekolah mingguan yang bertujuan untuk membantu peningkatan dan pegembangan pengetahuan adik-adik di sekitar daerah tersebut. Mereka yang didampingi adalah jenjang TK, SD, dan SMP. Sekolah ini berdiri dalam pengawasan komunitas Sant’Egidio yang berpusat di Italia. “Sekolah Damai” yang kami kunjungi ini merupakan satu-satunya cabang yang berada di Kabupaten Kupang. Pada pukul 16:25 Wita kelompok ini tiba di tempat tujuan, dan disambut dengan senyuman ceria dari adik-adik yang berjumlah 47 orang, yang seharusnya berjumlah 60 orang. Ada beberapa pendamping sukarelawan yang terlibat aktif di sekolah ini. Kehadiran para pendamping adalah bentuk tanggung jawab moril yang tulus.
Sudah cukup lama sekolah ini berdiri. “Sekolah ini berdiri pada tahun 2007, dan sudah menamatkan ribuan anak. Para remaja yang kini menjadi pembimbing adalah anak-anak tamatan sekolah ini,” tutur Kak Joao de Jesus, selaku pimpinan yang bertanggung jawab di Sekolah ini. Sekolah ini mendapatkan bantuan banyak buku dari para donatur dan komunitas Sant’Egidio. Buku-buku yang disumbangkan di antaranya adalah novel, majalah karikatur dan majalah komik. Bangunan yang sederhana dan fasilitas yang kurang memadai menjadi kendala yang dihadapi oleh adik-adik. Adik-adik menggunakan teras samping kapela untuk belajar”, lanjut Kaka Joao.
Sekolah ini dibentuk atas dasar keprihatinan terhadap adik-adik di sekitar terminal Noelbaki yang mengalami kesulitan membaca, menghitung dan menulis. “Sekolah ini bukan sekolah formal, kami hanya membantu adik-adik untuk melatih kemampuan membaca, menulis dan menghitung setiap minggu supaya mereka tidak ketinggalan dari teman-temannya yang lain” kata Pak Yohanes Rea yang kini menjadi koordinator “Sekolah Damai” se-NTT.
Tujuan kedatangan beberapa anggota kelompok sastra adalah untuk melihat kegiatan adik-adik di sekolah tersebut. Selain itu, pada kunjungan yang pertama ini, komuntas sastra tergerak untuk terlibat bersama dengan para pembimbing memberikan pengajaran. Anggota-anggota kelompok sastra dibagi dalam beberapa kelompok bimbingan untuk membantu adik-adik membaca, berhitung dan menulis.
Pater Aris Wawo, SVD mengapresiasi kegiatan ini, sebagai salah satu tindakan dan aksi sosial-konkret dari komunitas sastra terhadap realitas sosial adik-adik Noelbaki. “Kegiatan ini sebagai latihan bagi adik-adik komunitas sastra untuk memberi perhatian yang tulus kepada saudara-saudari yang layak ditolong”, kata Pater Aris, SVD. Beberapa anggota Sastra yang ikut dalam kegiatan ini mengaku sangat gembira. Mereka merasa gembira karena dapat mengambil bagian secara aktif dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Alyshia Ladjar, salah satu anggota mengungkapkan kegembiraannya dalam kegiatan ini. “saya sangat gembira dapat membantu adik-adik di sini secara langsung. Selain Alyshia, Icha Neonbasu juga mengungkapkan hal yang sama. “Ïni pengalaman pertama saya dapat berbagi pengetahuan secara langsung kepada adik-adik di sini. Melalui kegiatan ini, saya dapat mengasah kemampuan berbicara dan bersosialisasi dengan adik-adik di sini, ungkapnya dengan senyum. Hal yang sama juga dialami oleh Terjina, Intan, Delan dan Vivin. Kegiatan berakhir dengan foto bersama dan saling bersalaman.