Wartasaj.com-Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menaruh perhatian pada pendidikan formal dengan sungguh-sungguh. Ada banyak sekolah dibangun di wilayah-wilayah pedalaman, sehingga sekolah-sekolah di NTT mudah dijangkau oleh peserta didik.
Sekolah-sekolah swasta dan negeri banyak dibangun di wilayah Provinsi yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Setiap sekolah memiliki karakter yang berbeda-beda.
Untuk menumbuhkan kualitas sekolah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah syering tentang praktik-praktik baik dan berkualitas.
Senin, 21 juli 2025 SMA santo Arnoldus Janssen Kupang mendapat kunjungan istimewa dari Suster-suster Ursulin yang mengelola SMA Sta Angela Atambua. Sekolah ini baru berusia lima tahun, namun ada banyak praktik baik yang dapat dibagikan secara bersama.
Hadir pada pertemuan ini adalah Sr. Lestari OSU, Sr. Benedikta Anu, OSU, dan Ibu Risha P. Manu dan Pater Apolynarius Wawo, SVD
Suster Lestari, OSU sebagai Kepala Sekolah SMA Santa Angela Atambua dan Koordinator Kampus Ursulin Santa Angela membagikan beberapa praktik baik. Ada beberapa praktik baik yang dilakukan oleh sekolah ini. Salah satunya adalah “hari ruang guru”.
“Ruangan guru” adalah sebutan untuk komunitas guru di sekolah ini. Pada setiap akhir pekan “ruangan guru” menjadi tempat para guru berbagi praktik-praktik baik.
“Setiap guru menyampaikan hal-hal baik yang dilakukannya di kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” kata Suster Lestari, OSU. “Selain itu, guru-guru di Sta. Angela juga membagikan praktik-praktik baik bersama dengan guru-guru pada sekolah-sekolah yang dikelola oleh Kongregasi Ursulin di seluruh Indonesia”, lanjutnya
Selain berbicara tentang praktik-praktik baik, pimpinan SMA Sto Arnoldus Janssen juga belajar tentang bagaimana relasi sekolah-sekolah Ursulin dengan universitas-universitas ternama di Indonesia misalnya, Universitas Indonesia, UGM dan lain-lain.
Kedua pimpinan menyepakati untuk tetap berbagi praktik-prakik baik sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di kedua lembaga ini. Inovasi, kreativitas dan keterbukaan merupakan langkah-langkah awal dan sederhana yang dapat dilakukan oleh kedua lembaga ini.
“Sekolah-sekolah Ursulin bukanlah sekolah yang luar biasa,” kata Suster Lestari, OSU. Sekolah-sekolah Ursulin dapat diterima masyarakat karena memerhatikan dengan serius hal-hal sederhana misalnya disiplin pagi hari, menyapa peserta didik setiap memasuki gerbang sekolah dan masih banyak lagi,” ungkapnya.
Semoga kedua lembaga ini tetap bersinergi dalam menjalankan hal-hal kecil dengan cinta yang besar, demikian kata Pater Aris Wawo, SVD.
Pertemuan kedua pimpinan ini disepakati akan dilakukan lagi pada waktu yang tampan.














