Seekor Tikus Tanah
Seekor tikus tanah
Duduk di pundak kayu tumbang
Sudah seminggu
Ia cari jalan pulang
Ke sarang
Ia dapa tidur
Di lubang kayu
Ia dapa mimpi
Bertemu sepuluh ekor anak tikus tanah
Di sarang, mereka bikin suara lapar
Jauh di sana
Sudah dari lama hutan seperti rumah
Dapa bongkar
Deng eksavator
Pagi, saat bangun dari tidur
Induk tikus tanah keluar
Dan duduk di pundak kayu
Ia lihat kabut
Datang
Embun di dedaunan
Singgah
Tetes di tanah
(Arso 2, 2025)
Pada Suatu Hari di Sekolah Tua
Pada suatu hari
Di sebuah kampung,
Orang-orang tua cemas lihat anana
Yang tak bisa baca
Tulis dan hitung
Orang-orang tua tanya: kenapa anana dapa nilai bagus di rapor?
Masa depan anak-anak
Tanah-tanah dusun
Dapa garuk tangan eksavator
Pada suatu hari di sebuah kampung
Rumput tumbuh
Di badan tembok sekolah tua
(Arso 2, 2025)
Gody adalah salah satu pegiat sastra. Gody menyelesikan filsafat di Ledalero pada 2010. Sejak 2014 sampai saat ini menjadi guru SD Akar Indah Semografi Papua. Selain sebagai guru, ia mengasuh Rumah Baca Jendela Semografi. Buku puisi yang terkenal adalah Mama Menganyam Noken, 2019.
Gody sering diundang sebagi pembicara pada Ubud Writers and Readers Festival. Salah satu puisi yang masuk ajang festival musikalisasi puisi adalah “Pagi Ini Aku Pulang”. Saat ini Gody menjadi narasumber bagi komunitas sastra SMA Santo Arnoldus Janssen.