P. Gregorius Neonbasu SVD, PhD
Antropolog
Bagian Kedua: Mgr Petrus Turang, Pr adalah Uskup Peziarah Yang Sederhana
Mgr. Petrus Turang bagiku seorang pribadi yang selalu hidup sederhana. Kesederhanaanya inilah yang mendulang banyak perhatian dari mana-mana. Setiap kali berjumpa dengannya, nuansa hidup sederhana selalu terpancar darinya. ia menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami.
Ia tidak berkedok, ia tidak menipu, ia berkata seadanya. Ia menunjukkan karakter dirinya dengan jelas kepada siapa saja. Mgr. Petrus Turang seorang ‘peziarah iman’ yang tulus, ia pantas dijuluki sebagai sosok yang mengabdi denga tota. Ia melayani dengan sikap yang tegas, dan bijaksana.
Mgr. Petrus Turang selalu memegang erat setiap prinsip yang diyakininya ‘benar dan tepat’. Karena itu ada kesan bahwa sering ia memaksakan kehendaknya sendiri untuk diikuti. Walau sebetulnya tidak demikian!
Mgr. Petrus Turang memiliki karaker mudah mengampuni. Suatu waktu, ada RUA (Rapat Umum Anggota). Pembina, Pengurus, Pengawas, Rektor, dan Bendahara mengadakan pertemuan. Pada saat badan pengurus menyampaikan laporan, ada interupsi dari Yang Mulia.
Saya memberikan tanggapan dengan suara tinggi. Beliau menerimanya dengan santai. Usai pertemuan, ia mendatangi kami dan bertanya dengan suara yang lembut, Pater tadi marah ko? Satu pertanyaan yang menunjukkan kerendahan hatinya, dan keiklasannya untuk memohon maaf.
Hidupnya sungguh-sungguh diinspirasi oleh Moto episcopalnya, per transiit benefaciendo— “Ia (Yesus) berkeliling sambil berbuat baik” (Kis. 10:38). Ia selalu mengunjungi umat dan senantiasa memenuhi undangan. Penulis tidak punya kesulitan bertemu dengan Yang Mulia, karena ia selalu punya waktu.
Ia berpesan kepadaku: “Anda sebagai pengurus, berjalanlah dari hati ke hati semua pegawai dan dosen, berjalan keliling di antara mereka satu terhadap yang lain sambil berbuat baik dengan menyapa mereka sebagai rekan dan sahabatmu terkasih”!