Oleh: P. Gregorius Neonbasu SVD, PhD
Antropolog
Bagian Terakhir: Uskup Petrus Turang Menjunjung Tinggi Kebenaran
Mgr. Petrus Turang selalu mengajarkan kebenaran, demikian salah satu butir dari isi sambutan Mgr. Canisius Mandagi di Katedral Jakarta 4 April 2025 mengatas-namai Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI).
Berbagai pihak menuturkan ketegasan Mgr. Petrus Turang untuk mengajarkan rahasia kebenaran dalam konteks hidup ber-keadilan.
Walau terkadang ada yang mengatakan Mgr. Petrus Turang bersikap keras, namun justru yang ditunjuknya adalah mengais kebenaran dari perspektif pemahaman di balik konsultasi, koordinasi, dan konfirmasi.
Mgr. Petrus Turang senantiasa menanamkan keberanian dan kejujuran untuk mengabdi ‘betapa pentingnya integritas’. Dalam gaya hidup yang sangat khas Mgr. Petrus Turang senantiasa hadir di berbagai pelosok Keuskupan Agung Kupang untuk mewartakan Kristus yang hidup.
Dalam dan dengan kebenaran yang sama, ia selalu bersikap kritis! Ia mengangkat suara terhadap serba-serbi ketidakadilan sosial. Suatu waktu, pada saat RUA (Rapat Umum Anggota), Mgr. Petrus Turang meminta kepada rekan-rekan Pembina untuk terus mendukung Pengurus dan Rektor UNIKA guna mengarahkan sistem dan pola pendidikan yang unggul dan lebih bermartabat.
Martabat yang dimaksud Mgr. Petrus adalah kesiap-siagaan untuk senantiasa menyuarakan pentingnya solidaritas lintas iman. Uskup juga meminta YAPENKAR untuk membangun rumah iman. Rumah iman menjadi bangunan rohani yang handal dalam menghadapi tantangan dan masalah hidup.
Ketika kita sedang membangun rumah-rumah kediaman, kita juga pada saat yang sama diarahkan untuk membangun rumah iman. Kediaman-kediaman kita akan runtuh dan binasa, rumah iman adalah rumah keabadian. Ia melampaui ruang dan waktu.
Selamat Jalan Bapak Uskup, Kematianmu meninggalkan duka, kehidupan dan karyamu meninggalkan suka!