WartaSAJ||Arnoldus kecil dibaptis pada 6 November 1837, sehari setelah kelahirannya. Enam tahun kemudian, Ia memasuki sekolah dasar, yaitu tahun 1843. Acara hariannya diatur oleh orang tuanya. Pada jam 5 subuh, Arnoldus dan saudara-saudarinya dibangunkan ibunya untuk doa pagi bersama. Sebagai sarapan, masing-masing anak mendapatkan segelas susu, sepotong roti dan mentega. Usai sarapan Arnoldus menuju kandang sapi, mengeluarkan sapi dari kandang dan menggembalakannya di padang rumput.
Pater Lax selalu menjemputnya setiap hari untuk merayakan misa di parokinya. Arnoldus diminta membawa piala, sibori dan perlengkapan misa lainnya. Ia bertugas sebagai pelayan altar. Pater Lax sangat suka dengan kepribadian Arnoldus. Menurutnya Arnoldus anak yang rajin dan saleh. Ia menghadiahkan Arnoldus buah-buahan yang sesuai dengan keinginannya. Dalam perjalanan waktu, Pater Lax meninggal dunia, seorang pastor lain menggantikannya yaitu Pater Ruiter. Pater Ruiter adalah seorang imam yang suci. Religiositasnya tampak dalam perhatiannya kepada orang-orang miskin. Perkenalan dengan Pater Ruiter, menumbuhkan benih-benih Imamat dalam diri Arnoldus Janssen. Pater Ruiter terkesan dengan kepribadiannya. Menurutnya: Arnoldus adalah seorang anak yang baik, rajin, jujur, saleh dan ingin menjadi seorang imam. Ia menginginkan Arnoldus mengenyam pendidikan yaitu sekolah latin di Goch pada tahun 1948. Ia mendatangi orang tua Arnoldus untuk membicarakan hal tersebut. Namun, ayahnya berkeberatan karena alasan ekonomi.
Pada tahun 1849, Arnoldus masuk seminari di Gaesdonk, 3 Kilometer dari Goch. Pada usia 12 tahun, ia menerima komuni pertama dan menerima sakramen Krisma di Gaesdonck. Di sekolah, Arnoldus adalah seorang siswa yang memiliki kemampuan akademik rata-rata. Hasil ujiannya memenuhi standar yang ditentukan sekolah. Ia sangat berminat pada ilmu pasti dan ilmu alam. Ia sangat tekun belajar dan menggunakan waktu dengan teratur. Pada tahun 1855, ia berpindah ke Munster untuk belajar filsafat, psikologi, pedagogi dan mendalami ilmu pasti. Pada tahun 1857, ia berpindah ke Bonn untuk melanjutkan studinya di Universitas Bonn. Di universitas tersebut, ia belajar sastra prancis, sejarah gereja dan arkeologi. Pada tahun 1859, ia mengakhiri pendidikan di Bonn dengan memperoleh gelas diploma. Ia pernah mengikuti perlombaan ilmu pasti. Ia memenangkan perlombaan itu dan memperoleh sejumlah uang sebagai hadiah. Uang yang diperolehnya digunakan untuk mengajak sang ayah bertamasya ke Bonn, Koln dan Sungai Rhein.
Dari Bonn, Arnoldus menuju Munster untuk menyelesaikan teologi. Di Munster, Arnoldus menerima jubah. Ia melatih diri dalam bidang kateketik dan homiletik. Selain itu, ia belajar bahasa inggris, ibrani, agama dan kimia. Sementara belajar, ia juga mengajar pada sekolah menengah di Munster dan Bonn. Ia mengajar matematika, ilmu alam, kimia dan berbagai materi. Ia terkenal sebagai pengajar yang teliti, teratur, sistematis dan tepat. Pada tahun 1861, ketika berusia 24 tahun, Arnoldus Janssen ditahbiskan sub diakon dan diakon. Sebelum ditahbiskan sebagai imam, Arnoldus masih menempuh ujian terakhir di bidang teologi. Pada tanggal 15 Agustus 1861, Arnoldus Janssen ditahbiskan menjadi Imam. Sebelum ditahbiskan menjadi Imam, ia menulis surat kepada kedua orang tuanya sebagai berikut: “retret dibuka sore ini. dan pada hari Kamis, 15 Agustus nanti, saya akan ditahbiskan di katedral; dengan itu Tuhan menghitung saya di antara imam-imamnya. Dua hari kemudian, yakni pada hari Sabtu, 17 Agustus nanti, saya akan menikmati kebahagiaan yang besar, yaitu untuk pertama kalinya mempersembahkan kepada Allah korban dari PuteraNya dan Penyelamat kita. Marilah kita bergembira dan memuji Tuhan yang telah membimbing langkah-langkahku dalam kasih setia dan kini Ia sendirilah yang melaksanakan karya-karyaNya yang besar dan agung di dalam diriku (7 Agustus 1861)”