wartaSAJ-SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang mengadakan kerja bakti bersama dalam rangka menyongsong Pesta Santo Arnoldus Janssen. Kegiatan yang dilakukan pada Senin 13 Januari 2025 adalah kerja bakti di beberapa tempat yaitu lingkungan SMA Santo Arnoldus Janssen, GMIT Jemaat Tiberias TDM, Gereja Katolik Santo Petrus Rasul TDM, Masjid Al-Istiqomah TDM dan di lingkungan RT. Kegiatan kerja bakti diikuti oleh semua peserta didik dan didampingi para pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan kerja bakti berlangsung dengan lancar sampai pukul 09.00 WITA.
Setelah kegiatan Kerja Bakti, warga sekolah beristirahat sejenak sambil menunggu misa hari ketiga masa triduum. Pater Apolynarius Wawo Koa SVD, S.Pd, masih dipercayakan memimpin perayaan misa hari ini yang bertempat di Aula SMA Santo Arnoldus Janssen. Misa dimulai pukul 12.00 Wita dan diikuti oleh warga sekolah. Setelah merenungkan sub tema Berbela Rasa dan Peziarah Harapan, pada hari ketiga warga sekolah diundang untuk merenungkan sub tema: Berjalan Bersama atau Sinodalitas. Renungan pada hari ini dipercayakan kepada Bapak Gregorius Valentino Ukat, S.Fil. Dia adalah salah seorang pengajar di lembaga pendidikan ini.
Pak Valen, demikian nama akrabnya membawakan renungan yang berjudul ‘Komunitas Penuh Cinta’. Di awal renungan, ia menceritakan tentang pertemuan para jari. Ia berkisah bahwa terdapat lima jari yang berdiskusi untuk memotong salah satu dari mereka agar mengurangi beban. Sehingga kelima jari tersebut mulai mencari-cari kelemahan dari setiap jari. Namun mereka menyadari bahwa setiap jari memiliki fungsinya sendiri yang tidak bisa digantikan dengan jari yang lain.
Cerita ini ingin mengungkapkan bahwa dalam hidup komunitas terdapat beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda dan memiliki fungsinya masing-masing. Perbedaan ataupun ketidakcocokan harusnya tidak perlu menjadi pemicu hancurnya sebuah komunitas melainkan menjadi alasan kuat sebuah komunitas tetap berdiri kokoh. “Hidup berkomunitas adalah bukan soal mencari hal-hal yang tidak cocok, tetapi soal keterbukaan untuk saling menerima ketidakcocokan itu” Tegas Pak Valen.
Dalam hidup berkomunitas sudah seharusnya bersifat sinodal, artinya masing-masing anggota terlibat aktif di dalamnya dan keterlibatan itu dihargai oleh anggota yang lain, seperti cerita tentang lima jari. Pak Valen juga menyinggung soal tradisi ketiga Tarekat ; SVD, SSpS dan SSpSAP yang menganggap semua orang dalam Tarekat adalah saudara yang sedarah. Komunitas juga punya peran sebagai sekolah kehidupan yang tidak pernah tamat. Kita dapat memperbarui diri, selalu dapat belajar menghargai orang lain dan belajar hidup dalam keberagaman yang ada. Bentuk konkret dalam persaudaraan itu sendiri adalah iman kita terhadap Tuhan dan berpengharapan kasih dengan sesama. Kita diajak untuk memperbarui diri dan memperbaiki ketidakcocokan yang ada dengan keterbukaan dan sikap saling menerima.
Mengakhiri renungannya, Pak Valen mengajak warga sekolah untuk membangun hubungan persaudaraan dan aktif dalam tindakan kasih di lembaga pendidikan ini demi masa depan yang lebih baik. “Marilah, kita membangun persaudaraan sejati di dalam komunitas kita, kolegalitas kita, kita semua mengambil bagian secara aktif di dalam setiap tindakan kasih yang dapat kita lakukan di dalamnya. Bersama-sama, kita menghidupi komunitas ini, SMA Santo Arnoldus Janssen menuju masa depan yang lebih cerah!” katanya sambil mengajak.
pada akhir Ekaristi, Pater Aris,SVD mengucapkan limpah Terima Kasihnya untuk semua bapak dan ibu guru, pegawai serta peserta didik atas kerja keras selama hari pertama, kedua dan ketiga masa triduum. Ia mengingatkan warga sekolah untuk mempersiapkan diri pada perayaan puncak Pesta Santo Arnoldus Janssen pada 15 Januari mendatang.