Example 700x300
Example floating
Example floating
Feature

Lebih Dekat dengan Mgr. Petrus Turang, Pr

371
×

Lebih Dekat dengan Mgr. Petrus Turang, Pr

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

P. Gregorius Neonbasu, SVD PhD
(Antropolog)

 

Example 300250

Uskup Peziarah Itu Telah Pergi, Pergi dan tak’kan Kembali.
Penulis mengisahkan beberapa kesan berdasarkan pengalaman bersama Yang Mulia, Mgr. Petrus Turang, Pr. dalam beberapa bagian.

Pertama: Mgr. Petrus Turang, Pr adalah seorang Sahabat.

Kenangan indah bersama Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang Pr, ketika penulis sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (YAPENKAR) dua periode pada 2008-2018. Selama tahun-tahun itu, penulis sering berkunjung ke Istana Keuskupan di Oepoi, Kupang.

Kunjungan penulis ke sana bukan sekadar berjumpa dengan Uskup Agung, tidak sekadar bertemu dengan anggota pembina, tidak juga bertemu seorang senior, melainkan saya mengunjungi seorang sahabat. Ia adalah sahabat bagi saya, yang mendengarkan saya dengan utuh.

“Teman ada di mana-mana, tidak demikian dengan seorang sahabat” demikian sebuah ungkapan. Mendapatkan seorang sahabat di antara teman-teman bukan perkara gampang.  Sahabat tidak datang seketika, ia dijumpai melalui proses, dalam cara-cara yang biasa dan sederhaha.

Sahabat dapat dijumpai oleh keinginan dan kepentingan yang sama. Para perokok misalnya, bersahabat karena memiliki kebutuhan yang sama, demikian halnya dengan dengan para penikmat alkohol dan kopi.

Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang bagiku adalah sahabat sejati. Sepuluh tahun (10 )tahun menjadi ketua YAPENKAR, saya menemukan dalam diri Yang Mulia, seorang sahabat sejati.

Setiap kali berjumpa dengannya tentang YAPENKAR dan UNIKA, kata-kata yang senantiasa diungkapkannya adalah “Jadikanlah semua dosen dan pegawai di lingkungan YAPENKAR dan UNIKA sebagai sahabat dan rekanmu, dan dengan demikian pantas dan layak menjadi rekan-rekan sekerja Allah”.

Kata-katanya tersebut senantiasa meneguhkan hati, dan memberi perspektif baru bagi saya. Menjadi ketua, kataku kepadanya adalah tantangan baru. Saya bukan seorang yang memiliki latar belakang ilmu pendidikan, saya seorang antropolog, lebih cocok menjadi seorang peneliti.

Saya menjelaskan hal ini dengan sangat baik kepadanya. Namun ia tetap meminta saya untuk menjadi ketua YAPENKAR. Yang Mulia melihat diri saya dengan cara pandang yang berbeda.

Pada penghujung tahun 2009, setahun pada periode pertama, saya menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Saya berhasil menghadapinya karena Yang Mulia selalu memberikan inspirasi dan aspirasi.

Masalah dapat diselesaikan karena memperlakukan semua orang dalam yayasan sebagai sahabat. Baginya yayasan itu ibarat sebuah perahu, yang ada dalam perahu adalah sahabat-sahabat.

Perahu akan seimbang, dan berlayar sampai jauh karena masing-masing orang dalam perahu itu menjalankan tugasnya dengan benar dan saling menghargai sebagai sahabat. Yang Mulia selalu berpesan, jangan tutup keran kebaikan bagi sesama.

Example floating

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *